Jul 08, 2025 | 11 views
A. Ketersediaan lahan pertanian yang luas.
B. Peluang kerja yang lebih baik di perkotaan.
C. Ketersediaan air bersih yang melimpah.
D. Kondisi iklim yang lebih stabil.
Pembahasan :
Peluang kerja yang lebih baik di perkotaan, terutama di sektor industri dan jasa, adalah pendorong utama migrasi penduduk dari desa ke kota. Hal ini disebabkan oleh pendapatan yang lebih tinggi dan gaya hidup yang lebih modern di perkotaan.
A. Ketersediaan sumber daya alam.
B. Perubahan iklim.
C. Perkembangan teknologi pertanian.
D. Kondisi lingkungan hidup.
Pembahasan :
Perkembangan teknologi pertanian merupakan faktor *manusiawi* yang memengaruhi penyebaran penduduk, bukan faktor alami. Faktor alami seperti ketersediaan sumber daya alam, perubahan iklim, dan kondisi lingkungan hidup lebih bersifat eksternal dan tidak langsung memengaruhi pola penyebaran penduduk.
A. Ketersediaan mata pencaharian.
B. Ketersediaan lahan pertanian.
C. Ketersediaan sumber daya alam.
D. Ketersediaan fasilitas kesehatan.
Pembahasan :
Ketersediaan lahan pertanian sangat berkaitan langsung dengan kepadatan penduduk. Jika lahan pertanian terbatas, maka kepadatan penduduk di wilayah tersebut akan cenderung lebih tinggi.
A. Sumber daya alam yang melimpah.
B. Pertanian yang intensif.
C. Peluang ekonomi yang beragam.
D. Ketersediaan lahan yang luas.
Pembahasan :
Wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi biasanya memiliki peluang ekonomi yang beragam, karena populasi yang besar dapat menciptakan permintaan yang lebih besar terhadap barang dan jasa, serta membuka peluang bagi pertumbuhan industri dan bisnis.
A. Ketersediaan air tawar.
B. Ketersediaan sumber daya mineral.
C. Letak geografis yang strategis.
D. Kondisi iklim tropis.
Pembahasan :
Letak geografis Indonesia yang strategis, berada di antara dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudra (Pasifik dan Hindia), telah menjadi faktor pendorong bagi perkembangan perdagangan dan migrasi penduduk dari berbagai daerah.
A. Wilayah pedalaman Kalimantan.
B. Wilayah pegunungan Papua.
C. Wilayah pesisir Jawa.
D. Wilayah Sumatera Barat.
Pembahasan :
Wilayah pesisir Jawa, terutama kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung, memiliki kepadatan penduduk yang sangat tinggi karena menjadi pusat aktivitas ekonomi, pendidikan, dan budaya.
A. Kekeringan.
B. Kekosongan lahan.
C. Ketimpangan sosial ekonomi.
D. Penyakit menular.
Pembahasan :
Penyebaran penduduk yang tidak merata menyebabkan ketimpangan sosial ekonomi karena wilayah-wilayah tertentu memiliki akses yang lebih baik terhadap sumber daya dan kesempatan, sementara wilayah lain tertinggal.
A. Mengurangi ketersediaan lahan.
B. Memaksa penduduk untuk pindah ke daerah lain.
C. Mengembangkan wilayah-wilayah yang kurang padat penduduk.
D. Memastikan ketersediaan sumber daya alam yang terbatas.
Pembahasan :
Perencanaan wilayah yang efektif dapat membantu mengatasi masalah penyebaran penduduk yang tidak merata dengan mengembangkan wilayah-wilayah yang kurang padat penduduk, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi kesenjangan.
A. Faktor alam dan faktor buatan.
B. Faktor sosial dan faktor ekonomi.
C. Faktor budaya dan faktor politik.
D. Faktor fisik dan faktor biologis.
Pembahasan :
Penyebaran penduduk dipengaruhi oleh faktor-faktor alam seperti ketersediaan sumber daya dan kondisi lingkungan, serta faktor-faktor buatan seperti peluang kerja dan kebijakan pemerintah.
A. Kemacetan lalu lintas.
B. Peningkatan polusi udara.
C. Keterbatasan sumber daya alam.
D. Peningkatan angka kriminalitas.
Pembahasan :
Peningkatan angka kriminalitas adalah dampak yang lebih sering dikaitkan dengan faktor sosial dan ekonomi, bukan langsung dengan penyebaran penduduk yang tidak merata. Dampak negatif lainnya seperti kemacetan, polusi, dan keterbatasan sumber daya alam memang terkait erat dengan penyebaran penduduk yang tidak merata.