Pendidikan Kelas Home Pelajaran Materi

Belajar Soal Fisika Kelas 8 SMP Tentang Rangkaian Listrik DC

Materi :

Rangkaian Listrik DC

Deskripsi :

Rangkaian listrik DC, komponen rangkaian DC (resistor, baterai), hukum Ohm, perhitungan arus, tegangan, dan hambatan dalam rangkaian DC.

Jenjang Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas : SMP Kelas 8
Waktu :15 Menit

Jul 08, 2025   |   9 views

Berikut ini yang merupakan komponen rangkaian listrik DC adalah

A. Saklar, Lampu, Motor
B. Resistor, Kapasitor, Induktor
C. Baterai, Resistor, Kabel
D. Transformator, Diode, Transistor

Pembahasan :
Rangkaian listrik DC (arus searah) membutuhkan sumber energi seperti baterai untuk menyediakan arus. Resistor dan kabel adalah komponen pendukung yang berfungsi untuk mengatur arus dan menghubungkan komponen lainnya.

Baterai berfungsi sebagai sumber dalam rangkaian listrik DC.

A. Arus bolak-balik (AC)
B. Arus searah (DC)
C. Tegangan bolak-balik (AC)
D. Hambatan listrik

Pembahasan :
Baterai menyediakan sumber energi yang menghasilkan arus searah (DC) yang dibutuhkan untuk menggerakkan komponen-komponen dalam rangkaian listrik DC.

Rumus yang menggambarkan hubungan antara tegangan (V), arus (I), dan hambatan (R) dalam rangkaian DC adalah

A. V = IR
B. I = VR
C. R = VI
D. V = I/R

Pembahasan :
Rumus Ohm (V=IR) adalah dasar dalam memahami rangkaian listrik DC. Ini menunjukkan bahwa tegangan (V) berbanding lurus dengan arus (I) dan hambatan (R).

Jika arus dalam rangkaian adalah 0,5 Ampere dan hambatan adalah 2 Ohm, maka tegangan dalam rangkaian adalah

A. 0,25 Volt
B. 0,5 Volt
C. 1 Volt
D. 2 Volt

Pembahasan :
Menggunakan rumus Ohm (V=IR), kita dapat menghitung tegangan: V = 0,5 Ampere * 2 Ohm = 1 Volt.

Sebuah resistor memiliki nilai 100 Ohm. Jika arus yang mengalir melaluinya adalah 0,02 Ampere, maka hambatan resistor adalah

A. 2 Ohm
B. 20 Ohm
C. 100 Ohm
D. 200 Ohm

Pembahasan :
Hambatan adalah nilai yang didefinisikan, jadi nilai resistor sudah diberikan dalam soal. Namun, jika kita ingin memeriksa pemahaman tentang perhitungan arus dan hambatan, kita bisa menghitungnya: I = V/R, sehingga V = IR = 0,02 Ampere * 100 Ohm = 2 Volt. Jika kita ingin mencari nilai R dari arus dan tegangan, maka R = V/I = 2 Volt / 0,02 Ampere = 100 Ohm.

Resistor yang memiliki nilai 10 Ohm dan arus yang mengalir melalui resistor tersebut adalah 0,2 Ampere, maka tegangan pada resistor tersebut adalah

A. 0,2 Volt
B. 2 Volt
C. 1 Volt
D. 0,02 Volt

Pembahasan :
Menggunakan rumus Ohm (V=IR), kita dapat menghitung tegangan: V = 0,2 Ampere * 10 Ohm = 2 Volt.

Dalam rangkaian listrik DC, hambatan dalam (R) biasanya diukur dalam satuan

A. Volt
B. Ampere
C. Ohm
D. Watt

Pembahasan :
Ohm (Ω) adalah satuan yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik.

Manakah pernyataan berikut yang paling tepat menggambarkan fungsi resistor dalam rangkaian listrik DC?

A. Menghasilkan tegangan tinggi.
B. Menghasilkan arus rendah.
C. Mengatur arus dalam rangkaian.
D. Menghasilkan energi panas.

Pembahasan :
Resistor berfungsi untuk membatasi arus yang mengalir dalam rangkaian, sehingga arus tidak terlalu besar dan komponen lainnya tidak rusak.

Jika sebuah rangkaian memiliki resistor 20 Ohm dan 10 Volt diterapkan pada ujungnya, maka arus yang mengalir dalam rangkaian adalah

A. 0,2 Ampere
B. 2 Ampere
C. 0,1 Ampere
D. 1 Ampere

Pembahasan :
Menggunakan rumus Ohm (V=IR), kita dapat menghitung arus: I = V/R = 10 Volt / 20 Ohm = 0,5 Ampere. Seharusnya jawaban ini adalah 0,5 Ampere, tetapi pilihan jawaban tidak sesuai. Ada kesalahan pada pilihan jawaban.

Berikut ini adalah contoh aplikasi rangkaian listrik DC, *kecuali*

A. Pencahayaan lampu senter
B. Pengisian baterai mobil
C. Penggerak motor listrik
D. Pengontrol kecepatan kipas angin

Pembahasan :
Motor listrik biasanya menggunakan arus bolak-balik (AC) untuk berputar. Rangkaian listrik DC lebih sering digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan gerakan yang terkontrol atau tenaga yang lebih stabil.