Jul 08, 2025 | 5 views
A. Cahaya yang jatuh pada permukaan datar akan menghasilkan bayangan yang sempurna.
B. Perpaduan dua berkas cahaya yang mengalami perambatan jarak yang sama menghasilkan pola interferensi.
C. Cahaya yang dipantulkan dari dua permukaan yang berbeda akan menghasilkan bayangan yang serupa.
D. Cahaya yang melewati dua celah akan menghasilkan dua berkas cahaya yang sama besar.
Pembahasan :
Prinsip interferensi menyatakan bahwa ketika dua atau lebih berkas cahaya bertemu, mereka dapat saling mengreinforce atau membatalkan bergantung pada posisi relatif mereka. Pilihan B secara tepat mendeskripsikan terjadinya pola interferensi.
A. Destruksi interferensi
B. Interferensi konstruktif
C. Interferensi campuran
D. Interferensi polarisasi
Pembahasan :
Interferensi konstruktif terjadi ketika gelombang cahaya berpadu dengan fase yang sama, menghasilkan intensitas cahaya yang lebih tinggi. Pilihan B adalah jawaban yang benar.
A. Interferensi konstruktif
B. Interferensi polarisasi
C. Destruksi interferensi
D. Interferensi difraksi
Pembahasan :
Interferensi destruktif terjadi ketika gelombang cahaya berpadu dengan fase yang berlawanan, menghasilkan intensitas cahaya yang lebih rendah atau bahkan menghilang. Pilihan C adalah jawaban yang benar.
A. Hanya garis terang
B. Hanya garis gelap
C. Serangkaian garis terang dan gelap
D. Tidak ada pola yang terlihat
Pembahasan :
Pola interferensi yang terbentuk pada kertas belakang celah ganda akan berupa serangkaian garis terang dan gelap yang menunjukkan adanya interferensi konstruktif dan destruktif.
A. Lampu neon
B. Mikroskop
C. Pencahayaan pada televisi
D. Kamera digital
Pembahasan :
Pencahayaan pada televisi menggunakan prinsip interferensi untuk menghasilkan warna-warna yang beragam. Pilihan C adalah jawaban yang tepat.
A. 0,2 mm
B. 0,5 mm
C. 1 mm
D. 2 mm
Pembahasan :
Rumus interferensi celah ganda adalah: λ = 2d sin θ, di mana d adalah jarak antara celah dan layar, dan θ adalah sudut antara garis normal terhadap celah dan garis terang. Dengan demikian, λ = 2 * 10 cm * sin(0.2 mm/0.2 mm) = 2 * 10 cm * sin(1 rad) â 20 cm * 0.84 â 16.8 cm atau 0.168 mm. Maka pilihan B adalah yang paling mendekati.
A. Cahaya dapat menghasilkan pola interferensi.
B. Interferensi hanya terjadi pada cahaya tampak.
C. Pola interferensi bergantung pada panjang gelombang cahaya.
D. Cahaya yang melewati dua celah akan menghasilkan pola interferensi.
Pembahasan :
Interferensi cahaya tidak hanya terjadi pada cahaya tampak, tetapi juga pada semua jenis cahaya, termasuk cahaya ultraviolet, inframerah, dan sinar-X. Pilihan B adalah pernyataan yang tidak sesuai.
A. Pola interferensi akan semakin rapat.
B. Pola interferensi akan semakin lebar.
C. Pola interferensi akan semakin tinggi.
D. Intensitas cahaya akan semakin besar.
Pembahasan :
Panjang gelombang yang lebih panjang menyebabkan jarak antara garis terang dan gelap pada pola interferensi menjadi lebih lebar.
A. Sudut datang cahaya
B. Panjang gelombang cahaya
C. Suhu ruangan
D. Tekanan udara
Pembahasan :
Panjang gelombang cahaya merupakan faktor utama yang mempengaruhi pola interferensi. Perubahan panjang gelombang akibat suhu atau tekanan udara tidak akan mengubah pola interferensi yang sudah terbentuk.
A. Interferensi hanya terjadi pada cahaya yang memiliki panjang gelombang yang sama.
B. Interferensi selalu menghasilkan pola yang konsisten.
C. Interferensi cahaya dapat digunakan untuk menentukan panjang gelombang cahaya.
D. Interferensi tidak dapat terjadi pada media optik.
Pembahasan :
Interferensi cahaya adalah fenomena yang memanfaatkan perbedaan fase gelombang cahaya, sehingga memungkinkan penentuan panjang gelombang cahaya yang digunakan.